Selasa, 04 Juni 2013

Bertanam Jahe dalam Pot



Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) tentu tak asing lagi buat kita. Tanaman ini mudah di dapat di berbagai daerah, dan intensif dibudidayakan di Rejang Lebong (Bengkulu), Kuningan, Bogor, Magelang, Yogyakarta, dan Malang. Biasanya, tanaman ini dibudidayakan di lahan bekas sawah dan digarap dalam skala bisnis. Bahkan, agribisnis jahe telah menembus pasaran dunia.
        Tapi bertanam jahe juga bukan semata untuk kepentingan bisnis, melainkan juga untuk kebutuhan rumah tangga. Entah itu untuk bumbu dapur, pengobatan tradisional, dibuat minuman, maupun sekedar menambah keindahan halaman rumah. Salah satu caranya, jahe ditanam dalam pot, kemudian diletakkan bersama tanaman hias lain.
        Apa yang menarik? Tentu karena keberadaannya justru di dalam pot. Selain itu, tumbuhnya pun tegak merumpun. Batangnya berupa “batang semu” yang tersusun dari helaian daun dan berbentuk ramping bulat. Penampilan daunnya menyirip berseling, berbentuk langsing membulat dengan ujung melancip, dan berwarna hijau. Di samping itu, tanaman jahe ternyata bisa berbunga. Bunga tersebut berupa malai yang tersembul di permukaan tanah. Bentuk bunga seperti tongkat, atau terkadang berbentuk bulat telur, dengan warna bunga putih kekuningan.
        Jadi jelas, bertanam jahe di dalam pot akan menambah semarak taman di halaman, di samping rimpangnya sendiri yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Yuk, kita coba!


         SIMPAN LEBIH DULU
         
         Pada umumnya, jahe diperbanyak secara vegetatif dengan memakai potongan-potongan rimpangnya. Tentu kita tak boleh gegabah dalam memilih bibit. Ada kriteria yang sebaiknya kita penuhi, antara lain bahan bibit bukan jahe konsumsi yang berasal dari beli di pasar, tapi diambil langsung dari kebun, pilih tanaman yang sudah tua, sekurang-kurangnya berumur 9 – 10 bulan dan dari tanaman yang sehat, ukuran bibit sedikitnya memiliki tiga mata tunas, panjang 3 – 7 cm, dan berat 25 – 80 gram per potong.
        Setelah bibit diperoleh, segera bersihkan, lalu tebar dan keringanginkan selama 4 – 6 hari (minimal 4 jam per hari). Lakukan sortir, dengan dasar bentuk, ukuran, dan warna. Sesudah disortir, silahkan disimpan lebih dulu. Letakkan ditempat teduh (tidak langsung terkena sinar matahari), namun kering. Bisa ditumpuk, tapi tetap memperhatikan sirkulasi udara. Setelah disimpan selama satu bulan, selanjutnya dapat ditanam dalam pot.

  MEDIA SEDERHANA
        Sediakan media tanam berupa campuran tanah subur, pasir, dan humus atau pupuk kandang, dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Sediakan pula pecahan bata merah atau pecahan genteng dan ijuk yang telah dicuci sebelumnya. Tak ketinggalan, siapkan insektisida (Furadan) dan pupuk pabrik NPK (15 – 20 – 20) sebanyak 15 gram per pot. Kemudian, dapatkan pot dari plastik, tanah liat, atau drum bekas. Demi keindahan, biasanya dipakai pot plastik hitam.
        Caranya, campurkan ketiga media tanam (tanah, pasir, dan humus) dengan insektisida dan pupuk NPK. Aduk merata, lalu masukkan ke dalam pot. Tapi, sebelum dimasukkan ke dalam pot, dasar pot sudah diberi selapis pecahan bata merah dan ijuk. Langkah berikutnya, buatlah lubang kecil dalam media, lalu bibit jahe ditanam dengan kedalaman 5 – 10 cm dan posisi mata tunas berada di atas. Tutup dengan tanah tipis-tipis, dan beri pecahan bata merah di atasnya.
        Selesai bertanam, siram hingga cukup basah, dan diulangi setiap pagi atau sore hingga tanaman jahe tumbuh subur. Perawatan selanjutnya, tanah di dalam pot harus digemburkan supaya peredaran udara dan air dapat berjalan dengan baik. Lakukan penggemburan 3 – 5 kali selama umur tanaman jahe. Juga, berikan lagi pupuk NPK pada umur 2 dan 3 bulan. Nah, sekitar umur 10 – 12 bulan, jahe dalam pot akan menampakkan tanda-tanda antara lain warna daun berubah dari hijau menjadi kuning dan batangnya mengering. Itu menandakan saat rimpang jahe dipetik.
                             
          MINUMAN  ALAMI  BERKHASIAT

        Membuat sirup jahe merupakan alternatif usaha yang tepat. Tanpa bahan pengawet dan pemanis buatan, dari sirup jahe dapat ditemukan sederet khasiat dasyat, seperti mampu mengobati rematik dan encok, mencegah impoten, mengobati sakit pinggang dan keseleo, menghilangkan pegal-pegal dan capek, mengobati sakit kepala, batuk, bisa juga mencegah mencret dan muntah-muntah.
        Cara membuatnya pun tak sulit, kok. Silahkan ikuti langkah-langkah berikut:
1.     Persiapan sari jahe
·        Pilih rimpang jahe yang sudah tua dan tidak kisut, lalu cuci dengan air bersih (bila perlu berulang kali).
·        Buang kulit dari rimpangnya dengan cara dikerok dengan pisau berujung runcing. Cuci lagi agar rimpang betul-betul terbebas dari kotoran.
·        Rimpang diparut, setelah itu remas-remas parutan jahe tersebut. Peras dan tampung sari jahe dalam panci. Hasil akhir perasan berupa cairan kental berwarna kuning kecokelat-cokelatan.
2.     Perebusan bumbu
·        Sediakan bumbu-bumbu berupa kayu manis, sereh, dan garam dapur.
·        Remuk dan lembutkan semua bumbu tadi, masukkan ke dalam panci berisi air, lalu panaskan sampai mendidih.
·        Sementara proses perebusan bumbu berlangsung, sediakan telur, lalu pecah dan ambil putih telurnya saja, lalu kocok.
·        Tuangkan sedikit sari jahe ke dalam telur tersebut, lalu kocok sampai merata.
·        Hasil kocokan dituangkan ke dalam sari jahe.
3.     Proses pemasakan
·        Tuangkan campuran sari jahe dan putih telur ke dalam rebusan bumbu, dan biarkan perebusan berlangsung sampai sekitar 15 menit.
·        Saring larutan jahe dan bumbu dengan saringan tepung.
·        Ampas halus akan lolos, sedangkan ampas kasar bertahan. Karena itu, saring kembali ampas kasar, tapi dengan menggunakan kain saringan.
·        Larutan yang telah disaring dipanaskan lagi dan tuangkan gula pasir ke dalamnya. Biarkan mendidih sampai gula larut dan menyatu dalam adonan.
4.     Pengemasan
·        Cuci bersih botol kemasan dan tutupnya, lalu dikukus selama 20 menit terhitung sejak air mendidih.
·        Sebelum dimasukkan ke dalam botol, sebaiknya sirup dipanaskan lagi hingga terdengar bunyi mendidih, baru kemudian dimasukkan ke dalam botol. Permukaan sirup berjarak 3 – 4 cm di bawah mulut botol (atau setiap botol berisi 630 ml).
·        Selesai pengisian, segera tutup botol-botol tersebut. Selanjutnya, botol berisi sirup jahe direndam dalam air mendidih selama sekitar 30 menit. Setelah itu, angkat botol dan letakkan pada posisi terbalik selama sekitar 15 menit.

                                      SUNTI,  GAJAH,  DAN  EMPRIT
        Penyebaran jahe tentu tak bisa dipisahkan dari keanekaragaman tipe agroklimat di setiap kawasan. Dengan demikian, muncul tipe-tipe jahe yang memiliki ciri dan karakteristik sendiri-sendiri. Di Indonesia sendiri terdapat tiga klon jahe, yakni jahe sunti, jahe gajah, dan jahe emprit.
    
     Jahe sunti
        Jahe berwarna merah sampai jingga muda ini lebih akrab disebut jahe sunti atau sunti saja. Rimpangnya paling kecil dibanding dua jenis jahe lain (jahe gajah dan jahe emprit). Seratnya kasar, beraroma tajam dan rasanya sangat pedas. Kandungan minyak atsirinya sekitar 2,58 – 2,72 persen. Lebih banyak digunakan untuk industri obat-obatan. Harga jahe sunti paling mahal dibanding dua jenis lainnya.

   Jahe gajah
        Di Jawa barat disebut jahe Badak dan di Bengkulu disebut “jahe kombongan”. Sesuai namanya, jahe ini memang memiliki rimpang paling besar dibanding klon jahe lainnya. Berwarna kuning atau kuning muda, seratnya sedikit dan lembut. Aromanya kurang tajam dan rasanya kurang pedas. Jahe gajah mengandung minyak atsiri sekitar 0,82 – 1,68 persen. Penggunaanya untuk rempah-rempah, minuman, dan makanan. Dewasa ini jahe gajah dalam bentuk asinan, atau disebut salted ginger, sangat dibutuhkan di Jepang.
  
    Jahe emprit
        Jahe inilah yang sering kita jumpai dipasaran umum. Digunakan sebagai bahan baku minuman, rempah-rempah, dan penyedap makanan. Rimpang jahe emprit lebih besar ketimbang jahe sunti, tapi lebih kecil dibandingkan jahe gajah. Kandungan minyak atsirinya sekitar 1,5 – 3,3 persen. Bentuk rimpang agak pipih dan berwarna putih. Seratnya lembut dan aromanya tidak tajam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar